By : cherry
Aku Hwang Mi Rin, orang Korea Selatan dan sekarang aku akan berkuliah di University of Stirling di Skotlandia. Yang diatas merupakan biodata yang tertulis pada ID card student-ku. Goth Literature atau bisa juga disebut Sastra Gothic merupakan minatku semenjak aku masih duduk di bangku SMA. Untuk bisa kuliah disini, aku sudah melalui banyak rintangan. Salah satunya adalah masalah jurusan yang kupilih. Pilihanku ini dicela guruku, temanku, dan mantan pacarku. Tapi aku tidak peduli. Untungnya orangtuaku mendukung. Mereka bilang aku harus dapat mengejar apa yang aku suka, karena dengan begitu aku bisa sukses. Pilihan yang tidak biasa bagi orang-orang kebanyakan. Karena biasanya orientasi kuliah kan untuk mendapatkan pekerjaan yang baik. Tapi mungkin juga aku diperbolehkan orangtuaku karena keluarga kami bisa dibilang mapan, sehingga umma dan appa tidak khawatir akan bekerja sebagai apa aku nantinya.
Ah sudahlah, cukup perkenalan diriku. Sekarang aku akan menjalani hari pertama di universitas ini
–
Hari pertama bisa dibilang hari yang paling sibuk. Harus ke bagian administrasi untuk cek jadwal dan kelas, terus harus keliling kampus juga supaya hapal ruangan-ruangannya. Hahh bakal capek deh hari ini, batinku. Jam 8 pagi, aku bergegas menuju bagian administrasi. Karena jurusanku Sastra Gothic, kelasku berada di gedung C lantai 4 ruangan 5. Bagian administrasi juga memberikan aku setumpuk kertas, dari kertas peraturan, denah asrama, jadwal kuliah, dsb. Karena sibuk memelototi tumpukan kertas tersebut, tiba-tiba…
BRUKKK!
“Arrgh, my paper!” teriakku
“I’m so sorry, let me help you okay? I’m sorry..” katanya penuh penyesalan
“No, me too. I’m sorry that I messed up yours.”
Ketika kami berusaha membereskan kertas kami masing-masing, aku memandang wajahnya dan tiba-tiba aku menyadari kalau dia orang Asia juga! Wah senangnya punya teman Asia juga disini, batinku.
“Are you Asian?” tanyaku
“Yes, I’m from South Korea. And you? Korean too?,” jawabnya dengan bahasa Inggris yang kental logat Koreanya.
“Ne..aku orang Korea juga! Wah senangnya bisa bertemu orang Korea juga disini. Annyeong, aku Hwang Mi Rin. Kau?”
“Aku Lee Sungmin,” jawabnya sambil tersenyum manis.
Deg! Oh Tuhan..senyumnya manis sekali. Imut sekali cowok ini, pikirku.
“Kenapa wajahmu memerah?,” tanyanya heran.
“A-ah, tidak apa-apa mungkin aku kepanasan. Mianhae, aku terburu-buru. Senang berkenalan denganmu, Lee Sungmin!”. Lalu aku langsung kabur dari dia. Hah, gawat sekali yang tadi. Untung aku bisa mencari alasan.
–
“Yes, akhirnya ketemu juga kelasnya!” kemudian aku melongok jam tanganku, dan oh no! Aku hampir terlambat. Aku mengetuk pintu, dan kemudian duduk di salah satu bangku pada kelas yang sepi itu. Ternyata hari itu tidak ada kuliah, hanya perkenalan saja. Jadi kelasku yang isinya hanya 12 orang, akhirnya kami memperkenalkan diri kami masing-masing dalam bahasa Inggris tentunya. Dan ternyata aku sekelas dengan Lee Sungmin! What a coincidence, dan betapa beruntungnya aku. Untuk jangka waktu yang cukup lama aku bisa memandangi wajahnya yang innocent itu ^^ Ketika aku melihat tempat duduknya, ternyata di sebelahnya ada orang-orang berwajah Asia juga. Mungkinkah mereka orang Korea juga?
Tanpa terasa telah 2 jam berlalu dan kelas pun berakhir. Ketika hendak pulang (ya, aku mau langsung pulang dan tidak akan menyapa Sungmin karena aku takut wajahku akan memerah lagi kalau dia tersenyum padaku), tiba-tiba pundakku ditepuk dari belakang.
“Ya, Mi Rin!” sapanya
Refleks aku menengok dan ternyata itu Sungmin dan teman-teman berwajah Asia-nya. Damn! Kenapa dia harus menyapa aku sih??
“Ne, Sungmin. Ada apa?” jawabku berusaha menutupi rasa gugupku.
“Kau sombong sekali, mau langsung pulang saja. Perkenalkan ini teman-temanku SMA dulu. Kami kuliah disini bersama-sama,” katanya sambil tersenyum manis.
Ah, sekali lagi dia tersenyum dan aku akan pingsan rasanya.
“Annyeong, Mi Rin. Aku Yesung,” katanya ramah sambil tersenyum. Ah senyumannya masih kalah dengan Sungmin, hehehe.
“He? Bagaimana kau tahu namaku?” tanyaku heran.
“Dari tadi di kelas kan Sungmin bercerita terus tentang…upph!” belum selesai dia bicara, mulutnya sudah dibekap Sungmin.
“Haha, Yesung ini baru kenal sudah banyak bicara. Cerita memalukan itu jangan diceritakan pada Mi Rin dong.”
“Aku Heechul, teman tertampan yang pernah dimiliki Sungmin,” katanya, kemudian tiba-tiba dia memelukku.
“Mwo?? A-ada apa ini??” kaget sekaligus heran.
Tiba-tiba Sungmin menyela dan berusaha melepaskan pelukan Heechul padaku. “Aigoo Heechul hyung, bisa tidak kau tidak SKSD begitu?? Dasar Cassanova!”
“Mianhae, Sungmin. Aku tidak tahan untuk tidak memeluk Mi Rin, habis dia imut sih. Kekeke~”
“Hahaha, tidak apa-apa kok. Senang berkenalan dengan kalian, Yesung, Heechul hyung”. “Ah iya, masih ada yang harus kuurus setelah ini. Aku duluan ya,” lanjutku kemudian.
“Oke, sampai jumpa minggu depan!” kata mereka bertiga serempak. Sungmin melambaikan tangannya padaku dan tersenyum. Senyuman satu juta watt-nya!
Aigoo, Sungmin memang manis sekali. Rasanya senyumannya itu mengandung listrik satu juta watt yang sanggup menyengatku dan membuatku pingsan kapanpun dia tersenyum. Hahaha.
–
Waktu berlalu dengan cepat, dan tibalah waktu dimana Mi Rin dan Sungmin sekelas lagi. Sepanjang kuliah berlangsung, Mi Rin berkali-kali melihat ke arah wajah imutnya Sungmin dan kemudian senyum-senyum sendiri. Ketika kelas bubar, Sungmin tiba-tiba memanggil Mi Rin.
“Mi Rin-ah, bisa bicara sebentar?”
“Ya, kenapa Sungmin?”
“Mmm, kalau besok sehabis kuliah ada waktu tidak? Aku ingin membawamu ke tempat makan yang terkenal enak di daerah sini. Bisa tidak?”
“Makan? Waah, boleh juga. Rasanya sudah seminggu disini dan aku sedikit bosan dengan makanan yang itu-itu saja.”
“Oke, kalo begitu besok jam 6 aku jemput. Dimana kau tinggal?”
“Dorm wanita B no 8.”
“Nah, kalau begitu sampai jumpa besok ya Mi Rin.” Dan lagi-lagi dia memamerkan senyum sejuta watt-nya itu.
–
Jam 4 sore keesokan harinya.
Aku pakai baju apa yaa nanti?? Dress? Celana jeans? T-shirt?? Arrgh, repot sekali sih aku ini! Cuma makan sama Sungmin saja kok. Tapi aku mau kelihatan cute, kan ini acara makan barengku yang pertama sama dia. Kalau begitu, aku pakai summer-dress pink dan jaket jeans saja deh, daripada repot. Hehehe. Oke kalau begitu sekarang waktunya mandi dan berdandan ^^
Jam 6 sore..
Aku berdiri di depan gedung asramaku, menunggu Sungmin menjemputku. Hatiku berdebar kencang, senang dan cemas jadi satu. Tak lama kemudian ia datang.
“Mi Rin, ayo kita berangkat sekarang,” ucapnya sambil tersenyum.
Karena jaraknya cukup dekat, akhirnya kami berjalan kaki dari asramaku sekaligus menikmati cuaca petang yang cerah tapi sejuk. 10 menit kemudian, sampailah kami di tempat makan tersebut. Setelah memesan makanan, sambil menunggu makanan kami tiba, kami mengobrol banyak hal, terutama tentang keluarga kami di Korea dan mengapa kami memilih jurusan ini. Acara makan dan ngobrolnya berjalan lancar kemudian Sungmin mengantarku pulang ke asrama.
Tiba di asrama, aku menawarkan dia singgah sebentar dan ternyata dia setuju. Mau minta minum katanya, haha. Kemudian aku membuatkan dia minum. Setelah itu kami ngobrol lagi, dan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya.
“Aissh, kenapa harus hujan sih? Aku kan tidak bisa pulang jadinya,” gerutunya.
“Memang kau tidak bawa payung?,” tanyaku.
“Laki-laki jarang ada yang bawa payung.”
“Kalau begitu kau menginap disini saja. Aku juga tidak ada payung, aku lupa beli.”
“Ah, jadi merepotkan. Gomawo, Mi Rin.”
“Tidak apa-apa. Tapi seperti yang kau lihat, tempat tidur hanya 1 dan tidak ada sofa. Kalau kau mau tidur di kamar mandi tidak apa-apa sih. Hahaha,” jawabku sambil tertawa.
“Mwo? Cuma 1? Baiklah~ tapi kau jangan macam-macam padaku ya Mi Rin!”
“Haha, dasar babo! Mana mungkin kan?? Aku kan wanita dan kau lelakinya, harusnya aku yang bilang begitu padamu, Sungmin babo. Hahaha.”
Kemudian aku mandi, lalu bersiap2 tidur. Ketika kubuka pintu kamarku, ternyata Sungmin sudah tergeletak di tempat tidurku. Mwo?? Dasar tukang tidur. Langsung saja aku naik ke tempat tidur dan tidur di sebelahnya. Aku membalikkan tubuhku, kami jadinya saling memunggungi (mengerti kan maksudku?) Sejujurnya, aku deg-degan sekali. Di sebelahku ini ada orang yang sangat kusukai dan entah karena keberuntungan apa aku bisa tidur bersamanya malam ini.
Tiba-tiba aku merasa ada yang memelukku dari belakang.
“Sungmin??”
“Ssst, jangan banyak bicara. Let me..”
“A-apa? Kenapa..”
Belum sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, tiba-tiba dia mencium tengkukku, aku langsung merinding. “Tubuhmu harum sekali Mi Rin,” ujarnya di sela-sela ciumannya. Kemudian dengan cepatnya dia membalikkan tubuhku sehingga berhadapan dengannya, dan tiba-tiba saja bibirnya sudah menyentuh bibirku. Dia menciumku dengan lembut dan perlahan seperti tidak mau terburu-buru menyelesaikan apa yang dia mulai. Kemudian dia mulai menggunakan lidahnya didalam bibirku. Aku, yang tidak mengerti apapun hanya pasrah mengikutinya. Tiba-tiba dia menghentikan ciumannya.
“Mianhae Mi Rin..”
“Jadi..mengapa kau menciumku tiba-tiba?”
“Aku suka padamu, Mi Rin. Bolehkah aku melanjutkan yang tadi?”
Aku belum menjawab pertanyaannya, dan tiba-tiba bibirnya sudah mencium cuping telingaku, kelopak mataku..Aku merasakan sensasi yang belum pernah kurasakan. Kemudian dengan ujung lidahnya dia menelusuri bibirku, hanya menggoda tetapi tidak menciumku. Dia melanjutkan dengan menggigit kecil telingaku, kemudian dia mencium leherku, turun ke daerah dada, kemudian perutku. Sementara tangannya menjelajahi tubuhku, melucuti gaun tidurku, bra dan celana dalamku. Aku mendesah. Sedetik kemudian dia memandangiku, sementara jari-jarinya yang lentik menelusuri lekuk bibirku. Digoda seperti itu, gantian aku yang menciumnya. Yeah, mungkin aku memang bukan pencium yang ahli, tapi masa bodoh lah. Kemudian aku secara perlahan aku membaringkan tubuhnya, sehingga kini posisiku diatas tubuhnya. Aku kembali menciumnya, tetapi aku menahan kedua tangannya.
“Mengapa?,” tanyanya.
“Sst, diamlah. My turn now…Arasseo?”
Aku menyuruhnya untuk menutup matanya. Aku mencium keningnya, kelopak matanya, hidungnya, dan akhirnya bibirnya (lagi). Kali ini aku menciumnya dengan penuh hasrat, aku sangat menikmati bibirnya yang tipis dan mungil. Aku melumatnya dengan penuh nafsu. Kemudian aku menggigit bibirnya, tidak keras tetapi dia menjerit. Aku menikmati ekspresi wajahnya yang berusaha melawanku, tetapi tidak bisa. Kemudian aku pun menjilat dan menggigit kecil telinganya, dia pun mendesah. Karena dia tidur tidak memakai baju, akupun bebas menjelajahi daerah dada dan perutnya.
Karena sudah tidak tahan lagi, Sungmin tiba-tiba membebaskan dirinya dari perintahku dan gantian dia yang membalasku. Kami berpelukan, posisi kami berlutut diatas tempat tidur sekarang. Tangan-tangan kami menggerayangi tubuh satu sama lain sementara kami masih berciuman, semakin lama semakin panas. Tubuhku dibaringkannya, sehingga posisi Sungmin diatas lagi sekarang. Dan akhirnya Sungmin melakukannya.
“Aww sakit~” teriakku.
“Mianhae..akan kucoba pelan-pelan dulu. Sepertinya kau belum pernah ya?” tanyanya sambil tersenyum nakal.
Sungmin melakukannya secara perlahan, kemudian makin lama makin cepat saja gerakannya hingga rasanya tempat tidur itu berubah menjadi sarana olahraga kami berdua. Hingga akhirnya, kami berdua mencapai klimaks. Dengan tubuh bermandikan keringat, Sungmin terkulai diatas tubuhku yang juga berkeringat.
“Gomawo Sungmin, saranghaeyo..,” bisikku di telinganya dan kemudian mengecup pipinya.
Sungmin memelukku sambil berkata, “Ne, naddo saranghaeyo jagiya..”. Setelah itu dia menciumku dan kami berdua akhirnya tertidur pulas tanpa sehelai benangpun tersisa di tubuh kami. Saat itu adalah malam terindah buatku dan dia. Apalagi dia menganggapku jagiya-nya. I love you, Lee Sungmin, my only One Million Watt smile J
THE END
Whoa...!
BalasHapuskenapa kau membuat fanfic mesum tentang sungmin
dia tidak mungkin melakukannya
dasar menyebalkan!